Syahdan, di pengujung desa paling ujung kabupaten Pangkep yang bernama ada namanya Desa Malaka Kecamatan Tondang Talassa. ada berdiri kokoh lembaga pendidikan dan asrama.santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Malaka Kec. Tondang Talassa Pangkep Sulawesi Selatan..Ponpes ini berdiri di areal tanah 10.567m2 atau 1 Hektar lebih yang berasal dari wakaf desa kepada organisasi NW sekitar 4757 m2, Wakaf salah seorang jamaah Bugis, Daeng Ngalle' sekitar 1000 m2, sisanya 4000 m2 dibeli oleh Daeng Ust. Husain dengan menjual tanah warisannya di Makassar untuk membeli perluasan area pondok pesantren Syaikh Zainuddin NW Malaka.
Areal pondok pesantren ini tidak jauh dari Bandar Udara Hasanudin Makasar sekitar 60 an KM, Perjalanan kurang lebih satu setengah jam.
Al_kisah pesantren ini dirintis sejak tahun 2018 dan resmi dibangun pada tahun 2019. yang dirintis dari nol oleh Pasangan Suami istri, Daeng Ust. Husain, QH. dan sang Istri Baiq Rasyidah alumni Ponpes Darul Abrar NW Gunung Rajak Sakbar Lotim. Dua alumni NW ini merintis dengan semangat membara dan membaja meski cobaan bertubi-tubi, baik dari teman sendiri, maupun masyarakat sekitar yang belum mengenal organisasi NW.
Kini Pesantren Lembah Malaka Pangkep ini telah berdiri bangunan asrama, ruang kelas dan Masjid tempat pengkaderan generasi pemimpin masa depan.
Banyak kisah kasih pilu dan sedih yang dialami oleh Daeng Husain dan istrinya, di mana penghalang utama dalam perjuangannya adalah temannya sendiri yang satu almamater, satu identitas, yang selalu menjelek-jelekkan perjuangannya bahkan menghalang_halangi SK izin operasional Madrasah dan lembaga yang bernaung di Ponpes Syaikh Zainuddin NW Malaka Pangkep Sulsel. Ini kisah pilu Sang Daeng Husain yang paling berat dia rasakan saat merintis Pondok Pesantren ini. Namun satu keyakinan Daeng Husain, ternyata benar kata Ummuna Hj. Siti Raehanun ZAM, yang bisa diajak berjuang adalah teman- temannya yang biasa-biasa secara akademik, tak menonjol kitab kuningnya, tak juara di MDQH, berapa kali teman-teman yang juara 3, 4 dst diajak berjuang ternyata tak siap dan tak sabar dalam merintis perjuangan yang tak ringan rintangannya ini.
Tertatih_tatih Daeng Husain membina jamaahnya, Daeng Husain sebagai penduduk asli suku bugis, relatif dapat diterima di kalangan pemerintah, baik Pemerintah Desa, kecamatan, Kabupaten dan provinsi. Dengan semangat yang tinggi, Sang Daeng mencoba melobi pemerintah untuk dibantu pembangunan pondok pesantrennya, akhirnya Allah mengirim sosok kepala desa yang membantu melempengkan tanah tempat pembangunan, sosok camat yang siap memback up kegiatan dan program kepesantrenannya, Allah titip awal keberkahan itu lewat pak Kanmenag Pangkep. DR. H. Jamaruddin, dengan tangan dingin beliau SK Pendirian dan Izin Operasional MTs NW Syaikh Zainuddin resmi diterbitkan per 1 Januari 2019. Daeng Husain terus menjalin silaturrahim dengan pemda dan berhasil mendapatkan stimulus biaya pembangunan asrama dan ruang belajar dari bupati pangkep H. Syamsuddin bin H Andi Hamid dan gubernur Sulsel, sejumlah lebih dari 300 juta rupiah. Inilah modal membangun pertama sang Daeng Husain yang tak henti_hentinya bermunajat bersama santri yang mondok di pesantren lembah ini.
Tak berhenti di satu strategi, Daeng Husain mencoba mendekati tokoh agama kharismatik di Makassar, Gurutta Sanusi Bajoo, tokoh yang sangat mendambakan hadirnya NW di tengah tengah masyarakat Pangkep, di mana beliau sangat mengenal baik sosok pendiri NW dari guru guru beliau saat menyantri di Makkah almukarramah. Inilah juga wasilah yang memberikan ruang berinteraksi dengan masyarakat sekitar, sampai sampai diberikan tanah wakaf untuk pesantren seluas lebih dari dua hektar di wilyah Makassar untuk kemudian dikelola sebagai aset NW.
Ust. Husain, seperti mendapatkan emas intan berlian, dengan hadirnya sosok pendidik, sosok pengasuh pondok pesantren yang baru pulang nyantri di negeri para wali dan negeri para habaib, Yaman. Dialah Tuan Guru Abdul Khaliq. QH, al_Yamani. Yang secara zhahir bathin siap menjadi pengasuh dan pimpinan ponpes Syaikh Zainuddin NW Malaka dan berbagi tugas dengan Daeng Ust. Husain sebagai Ketua Yayasan Syaikh Zainuddin NW Malaka.
Dengan adanya TG. Kholik, kemudian dibantu oleh Duta_duta pejuang NW yang dikirim oleh PBNW, masyarakat melirik pesantren ini dan menyerahkan anak-anaknya mondok langsung di Ponpes lembah Malaka ini. Dan Pimpinan Pondok tidak menerima santri yang hanya sekolah formal tapi yang diterima hanya yang mau mondok.
Pesantren ini terus berbenah, dua tahun sudah menerima peserta didik, dan tentu kualahan dengan ruang kelas dan asrama. Sehingga pagi selasa tanggal 24 Januari 2023 dengan modal semangat dan modal kebersamaan, tepat jam 10.10 menit diletakkan batu pertama asrama lantai 3 yang berada di sebelah selatan Masjid Ponpes oleh Sekjend PBNW, Wasekjend, Bendum PBNW, Departemen kerjasama luar negeri PBNW، Tokoh Pemerintah, tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, pimpinan Yayasan, dan pengasuh Ponpes ikut meletakkan pondasi dasar untuk pembangunan asrama putra.
Pesantren ini terus menerus disirami berkah dan kemuliaan karena seringnya hadir para masyayikh Ma'had DQH NW seperti abah TGH. Lalu Anas Hasyri. Abah TGH. Zaini Abdul Hannan, Para pengurus Wilayah NW SULSEL beserta Jajarannya yang setia memberikan dukungan dan support kepada dua pejuang utama pondok pesantren ini. Juga hadirnya Pengurus Besar NW bersama jajaran yang tak henti hentinya memberikan semangat perjuangan bagi seluruh kader NW di manapun berada.
Bahkan spesial, hadir para habaib habaib di Pesantren Lembah Malaka ini, seperti Habib Husain bin ahmad Alhamid, Habib Husain bin Abu Bakar, Habib Husain bin Utsman al_Hamid.
Itulah kisah singkat pejuang NW di Pangkep Sulawesi Selatan.
Sosok Daeng Husain, QH. Alumni MDQH yang seangkatan dengan Ust. Hurnawijaya Al-Khairy Tgh. Dr. Muhammad Fikri Zainul Mukhlis. Dr. Lalu Wathan ....ini berjuang dengan bermodal trilogi perjuangan: YAQIN, IKHLAS, ISTIQOMAH bersama istrinya yang sangat setia, sosok perempuan yang siap tinggal di lembah yang tak ada sinyal Wifi.
Sosok tuan guru khaliq yang tak sanggup pendamping hidupnya membersamai dalam suka duka perjuangan, tapi tak patah arang untuk terus melanjutkan perjuangan Maulanassyaikh.
Kehadiran orang_orang yang mulia ini menambah keberkahan untuk perjuangan keislaman, kebangsaan dan keummatan melalui organisasi Nahdlatul Wathan Mahakarya Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid.